NashoihulIbad Terjemah - Di kalangan santri, kitab Nashaih al-Ibad di Bayan al-Alfadz Munabbihat ala al-Isti’dad li Yaum al-Ma’ad, sangat populer bukan saja karena isi kandungan yang kaya meski dengan halaman tak terlalu tebal, tetapi juga sebab kitab ini dikarang tokoh asli Nusantara, yaitu Syekh Imam Nawawi Al-Bantani. Syekh Nawawi Al-Bantani merupakan ulama
TeksKhutbah Jumat bahasa Indonesia terbaru PDF NU singkat padat terlengkap berikut ini mengangkat judul tentang cara sederhana hidup bahagia dunia akhirat menurut Syech Abdul Qadir Al Jailani. Sayyidina Ali karramallahu wajhah mengingatkan kepada kita dalam kitab Nashaihul Ibad karya Ibnu Hajar al-Asqalani: Gadis di Jombang Sering
KitabNashoihul 'Ibad Maqalah 22-24 Pengajian Selasa Pagi 26 September 2017 Peringatan Maulid Nabi Muhammad 1441 H Pengajian Jum'at Malam 01 November 2019. Dari kitab Injil adalah kalimat, "Barangsiapa yang dapat mengalahkan syahwatnya, maka ia kuat di dunia dan di akhirat." Dari kitab Zabur adalah kalimat, "Barangsiapa yang menyendiri
Vay Tiền Nhanh. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ MUTIARA 10 KATA 1 Ibnu Ibnu Hajar Al-Asqalani Rasulullah Saw. bersabda Bersiwaklah, karena di dalamnya ada sepuluh keutamaan Membersihkan mulut dari sisa makanan Mendatangkan rahmat Tuhan Mengundang amarah setan Dicintai malaikat dan Tuhan Memperkuat gusi Mencegah hidung dari alergi Menyehatkan empedu dan pencernaan Menyembuhkam panas dari dalam badan Menajamkan daya penglihatan Dan menghilangkan bau mulut yang menjengkelkan Abu Bakar mengatakan Apabila seseorang telah dianugrahi Sepuluh anugrah dari Ilahi Sungguh ia telah dilindungi Dari malapetaka yang menyelimuti Dan termasuk hamba yang dekat dengan Ilahi Serta memperoleh penghargaan “orang suci” Pertama, kejujuran abadi disertai ketulusan hati Kedua, kesabaran sempurna disertai rasa syukur sepanjang masa Ketiga, kondisi fakir disertai sikap zuhud yang selalu hadir Keempat, tafakur tentang makhluk disertai lapar yang mengetuk Kelima, kegelisahan jiwa disertai ketakwaan pada Sang Esa Keenam, kesungguhan hati disertai sifat rendah hati Ketujuh, ramah tamah disertai sayang dan penuh kasih Kedelapan, cinta sejati disertai upaya mawas diri Kesembilan, ilmu manfaat disertai kemauan untuk berbuat Kesepuluh, iman yang teguh disertai akal yang kukuh Umar bin Khaththab mengatakan Akal akan binasa, tanpa usaha menjauhi dosa Pekerjaan akan sia-sia tanpa didasari ilmu yang berguna Kekuasaan akan sirna bila keadilan tidak tercipta Jabatan tiada gunanyatanpa pekerti yang mulia Kebahagiaan tiada artinya tanpa adanya hati yang rela Kekayaan akan binasa apabila tak pernah diderma Kefakiran akan nestapa tanpa adanya jiwa lapang dada Kejayaan takkan tercipta tanpa rendah diri hati sang penguasa. Perjuangan takkan lama tanpa upaya terus membina Dan keuntungan tak akan seberapa tanpa didukung iman dan takwa Utsman bin Affan berkata Sungguh sia-sia Orang alim yang tidak dimanfaatkan Ilmu yang tidak disosialisasikan Pemikiran benar yang dikesampingkan Pedang yang tidak dipergunakan Dan umur panjang yang disia-siakan Ali bin Abi Thalib berkata Sebaik-baik warisan adalah ilmu yang berguna Sebaik-baik tindakan adalah akhlak yang mulia Sebaik-baik bekal adalah takwa Sebaik-baik dagangan adalah taat beragama Sebaik-baik sahabat adalah perilaku utama Sebaik-baik pendamping adalah sikap bijaksana Sebaik-baik kekayaan adalah jiwa lapang dada Sebaik-baik pertolongan adalah petunjuk yang sebenarnya Dan sebaik-baik guru adalah kematian yang akan tiba Rasulullah Saw. bersabda Sepuluh macam orang dari ummatku Mereka telah kafir namun merasa dirinya muslim Ialah pembunuh muslim tanpa alasan Ahli sihir, sebagaimana dikecam Al-Qur’an Suami yang tak curiga terhadap istrinya Orang yang enggan mengeluarkan zakat harta bendanya Peminum minuman yang memabukkan Orang yang telah wajib haji namun belum juga melaksanakannya Penyebar fitnah dengan segala kebohongan Penjual senjata pada pengacau keamanan Menyetubuhi istri pada anusnya Dan menikahi perempuan yang jelas mahramnya Apabila mereka mengira Perbuatan-perbuatan tersebut diperbolehkan agama Maka sungguh kufurlah mereka. Rasulullah Saw. bersabda pula Tidak dikatakan beriman, para makhluk Tuhan Sehingga mereka saling berasih-asihan Tidak dikatakan mereka berasih-asihan Sehingga mereka menjalankan perintah Tuhan Sehingga mereka menjadi ilmuwan Tidak dikatakan mereka ilmuwan Sehingga ilmunya benar-benar dipraktikan Tidak dikatakan mereka mempraktikkan Sehingga menjauhi cinta kebendaan Tidak dikatakan menjauhi cinta kebendaan Sehingga mereka dipenuhi sikap kehati-hatian Tidak dikatakan penuh sikap kehati-hatian Sehingga mereka rendah hati TIdak dikatakan mereka rendah hati Sehingga mereka memahami dirinya sendiri Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambarCara Download dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Teks Khutbah Jumat Singkat Bahasa Indonesia – Mawas Diriأَلْخُطْبَةُ الْأُوْلَىأَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى خَلَقَ النَّفْسَ فَأَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوَاهَا. وَكَتَبَ بِأَنَّهُ قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زّكَّاهَا وَخَابَ مَنْ دَسَّاهَا. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ رَبٌّ كَرِيْمٌ لَا يَنَالُ مَا لَدَيْهِ إِلَّا بِإِزَالَةِ الْغُيُوْبِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهَ وَرَسُوْلُهُ نَبِيٌّ أَرْسَلَهُ هَادِيًا لَا مَسَّهُ عَلَّامُ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِى كَشَفَ الْكُرُوْبَ. وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ سَارُوا بِسَيْرَتِهِ وَجَنَحُوْا بِغُفْرَانِ بَعْدُ فَيَاعِبَادَ اللَّهِ, إِتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ بفِعْلِ المَأمُوْراتِ وَاجْتِنَابِ المُحَرَّمَاتِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَJamaah shalat Jum’at hafidhakumullah,Marilah kita senantiasa bertaqwa kepada Allah swt dengan sebenar-benar taqwa, melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjahui dishahihkan oleh para ulama’ bahwa ketika Allah swt menghendaki kebaikan seorang hamba maka Allah memperlihatkan aib-aibnya, lalu Allah menolongnya mempermudah menghilangkan aib-aibnya tersebut sedikit demi sedikit hingga menjadi manusia tidak mengetahui aib-aibnya sendiri hingga menganggap dirinya sudah baik. Baik bagi Allah dan juga baik bagi masyarakat. Akibat anggapan yang seperti ini ia akan melihat jelas aib orang lain dan menggunjing serta menyebarluaskannya. Sedang ia tidak melihat aib pada dirinya sendiri. Bagai ungkapan gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak. Dalam hal ini Rasulallah saw bersabdaيُبْصِرُ أَحَدُكُمُ الْقَذَى فِى عَيْنِ أَخِيْهِ وَيَنْسَى الْجِذْعَ فِى عَيْنِهِ. رواه أبو هريرة“Salah satu dari kalian mampu melihat kotoran kecil di pelupuk temannya, tapi lupa dengan batang kayu yang menutupi matanya sendiri.”Mengawasi dan memperhatikan aib atau kesalahan pada diri sendiri, tidak mengawasi aib orang lain, lalu berusaha maksimal memperbaikinya adalah pangkal atau sumber keberuntungan. Kanjeng Nabi Muhammad saw bersabdaطُوْبَى لِمَنْ شَغَلَهُ عَيْبُهُ عَنْ عُيُوْبِ النَّاسِ. رواه البزار“Sungguh beruntung orang yang disibukkan oleh aibnya daripada sibuk dengan aib orang lain.” HR. Al-BazzarDalam rangka mawas diri, kiranya pantas kita mengingat kembali pesan Sayyidina Ali karramallahu wajhah, sebagaimana termaktub dalam kitab Nashaihul Ibad karya Ibnu Hajar al-Asqalaniكُنْ عِنْدَ اللَّهِ خَيْرَ النَّاسِ وَكُنْ عِنْدَ النَّفْسِ شَرَّ النَّاسِ وَكُنْ عِنْدَ النَّاسِ رَجُلًا مِنَ النَّاسِ“Jadilah manusia paling baik di sisi Allah, dan jadilah manusia paling jelek dalam pandangan dirimu, serta jadilah manusia biasa di hadapan orang lain”.Pesan ini memberikan arahan yang sangat luar biasa bagi umat Islam dalam mengarungi kehidupan ini agar terus memperbaiki diri, menghargai dan tidak meremehkan orang lain, demi memperoleh kebahagiaan dunia dan akhiratHendaknya kita terus meningkatkan ketaqwaan dan amal kebaikan serta menjahui larangan. Sehingga kita bisa menjadi manusia yang baik di harus terus merasa kurang atas amal kebaikan yang kita lakukan serta merasa diri kita jelek. Hal ini bukan berarti merendahkan diri, namun untuk menjauhkan kita dari sikap ujub sombong, riya’ pamer, dan sum’ah mengharap pujian orang lain.Menundukkan diri di hadapan orang lain dengan tidak merasa lebih baik. Mungkin banyak di antara kita ketika melihat orang lain, merasa dirinya lebih baik atau lebih shalat Jum’at hafidhakumullah,Untuk mewujudkannya, Syaikh Abdu Qadir Al-Jilani memiliki tips sederhana yang dapat kita lakukan dalam keseharian kitaJika kita melihat orang lain hendaknya kita memandang bahwa dia memiliki kelebihan daripada diri kita. Mungkin dia lebih bertaqwa, lebih banyak amal baiknya, serta lebih tinggi derajatnya di sisi kita melihat anak kecil atau lebih muda, nasihati diri kita, “Mungkin dia dosanya lebih sedikit daripada diriku”. Sebaliknya jika kita melihat orang yang lebih tua, nasihati diri kita, “Dia telah berbuat kebaikan lebih banyak daripada diriku”. Sebab ia lebih dulu takwa dan taat kepada kita melihat orang alim, hendanya kita menilainya dia memiliki cara ibadah yang lebih baik dan benar, mengamalkan ilmunya, serta berbuat kebaikan dengan kita melihat orang bodoh, hendaknya kita katakan, “Mungkin dia berbuat dosa atau salah karena ketidaktahuannya dosanya lebih sedikit, sementara kita lebih berdosa karena berbuat salah sepengetahuan ilmu yang kita miliki dosanya lebih berat”.Jamaah shalat Jum’at hafidhakumullah,Mawas diri harus kita lakukan setiap saat agar kita selalu dapat mengingat kekurangan, kesalahn dan aib kita. Lalu berusaha memperbaiki diri. Jangan mengoreksi dan ngurusi kekurangan serta aib orang atau mawas diri adalah cara mengendalikan hidup kita, yang akan memiliki efek luar biasa pada diri kita. Keteledoran kita untuk mawas diri bukan hanya dapat mengakibatkan kerusakan pada kehidupan kita, tetapi juga kehidupan yang lebih luas yakni keluarga dan SAW bersabda اَلْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللهِ رواه أحمد“Orang yang cerdas sukses adalah orang yang menghisab mengevaluasi dirinya sendiri, serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah” HR. Ahmad. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang mampu terus mawas diri dan berbenah diri. Sehingga kita menjadi orang yang rendah hati, menghargai orang lain, tidak merasa lebih baik dari orang lain serta beruntung di dunia dan akhirat. سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقُوْلُ. وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِى الْمُهْتَدُوْنَ. أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ, يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا عَلَيْكُمْ اَنْفُسَكُمْ ۚ لَا يَضُرُّكُمْ مَّنْ ضَلَّ اِذَا اهْتَدَيْتُمْ ۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ. باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ الثَّانِيَّةُاَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الصَّمَدِ. اَلَّذِى لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أحَدٌ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ الْمُمَجَّدِ. وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ الَّذِيْنَ شَيَّدُوْا الدَّيْنَ بِعَزْمٍ قَوِيٍّ وَعَزِيْزِ بَعْدُ فَيَاأيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنفْسِى بِتَقْوَى اللَّهِ بِفِعْلِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَتَرْكِ الْمَنْهِيَّاتِ. قَدْ أشْبَعَ لَكُمْ أنْوَاعُ الْخُطَبِ الْجُمْعِيَّةِ وَكَأَنِّى أنْظُرُ فِى أسْمَائِكُمْ بِهَا مَلْآن. وَلَكِنْ مَا أرَى مِنْكُمْ اِلّأ عَلَى جُمُوْدٍ عَرِيْقِ. قَلَّمَا تُغَيِّرُ أعْمَالَكُمْ تِلْكَ الْخُطَبُ اِلَى تَرْقِيَةِ الْأعْمَالِ وصَلَاحِ الْجَنَانِ. وَمَا اُمَثِّلُكُمْ اِلَّا كَالْحَدِيْدِ الْبَارِدْ. يُضْرَبُ كُلَّ وَقْتٍ لِيَمْتَدَّ فَلَمْ يَمْتَدِدْ. فّتَبَصَّرُوْا وَاَفِيْقُوْا ثُمَّ أحْسِنُوْا, اِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. إنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ, وَقَاضِى الْحَاجَاتِ. . اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِاُمَةِ مُحَمَّدٍ. وَارْحَمْ أُمَّةَ مُحَمَّدٍ. وَأَصْلِحْ أُمَّةَ مُحَمَّدٍ. واسْتُرْ لِاُمَةِ مُحَمَّدٍ. اَللّٰهُمَّ انْصُرْهُمْ عَلَى أَعْدَائِهِمْ وَوَفِّقْهُمْ لِعَمَلٍ صَالِحٍ يَنفَعُهُمْ فِى دُنْيَاهُمْ وَأُخْرَاهُمْ. اَللّٰهُمََّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَعُلَمَائَنَا وَزُعَمَائَنَا وَاجْعَلْ هِمَّتَهُمْ فِى اِزَالَةِ الْمُنْكَرَاتِ وَالْمَعَاصِى وَاهْدِهِمْ سَبِيْلَ الرَّشَادِ. اللَّهُمَّ ارْفَعْ وَادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْن وّفِرُوسْ قَرَنَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ والْعَافِيَةَ وَالْمُعَافَاةَ الدَّائِمَةَ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيأ حَسَنَةً, وَفِى ألآخِرَةِ حَسَنَةً, وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اللَّهِ. إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُؤْتِكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ Katib PCNU PonorogoKetua Bidang Peribadatan Masjid NU Ponorogo
Illustrasi Kitab Nashoihul ibad. Foto UnsplashKitab Nashoihul Ibad Kumpulan Nasihat bagi Para Hamba ini menduduki posisi yang sangat penting dan populer di kalangan umat Islam. Di Indonesia, buku ini merupakan kitab rujukan bagi para pelajar dan santri di madrasah maupun kitab ini adalah ulama besar dari Banten, yaitu Syekh Imam Nawawi al-Bantani. Ia pernah menjadi Imam Masjidil Haram dan karya-karyanya menjadi referensi di Universitas al-Azhar, Kairo, jurnal yang berjudul Materi Pendidikan Akhlak dalam Kitab Nashoihul Ibad karya Ahmad Rizky Hidayat, tujuan Syekh Imam Nawawi menulis kitab ini adalah untuk memelihara ajaran Islam yang tertuang dalam kitab-kitab klasik sebelumnya. Maka dari itu, kebanyakan isi dari kitab ini berasaal dari kitab-kitab karya ulama Nashoihul IbadIllustrasi Kitab Nashoihul ibad. Foto UnsplashMasih menurut Materi Pendidikan Akhlak dalam Kitab Nashoihul Ibad, kitab Nashoihul Ibad berisi beberapa nasihat yang akan mencerahkan umat Islam sehingga bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi hari kiamat. Nasihat-nasihat di dalam kitab ini dikelompokkan menjadi 10 bab yang berisi 214 45 nasihat di antaranya bersumber dari hadist dan sisanya adalah atsar atau ucapan para sahabat serta pengikut nabi SAW. Di setiap bab, Syekh Imam Nawawi selalu memberikan uraian terlebih dahulu mengenai jumlah nasihat yang beliau paparkan dan jumlah poin dalam setiap nasihatnya beserta jumlah hadist maupun pada bab pertama beliau menyebutkan, “Bab ini terdapat 30 nasehat yang masing-masing terdiri dari dua poin. Empat di antaranya berupa hadis nabi, sedang sisanya berupa atsar.”Sumber kitab hadist yang digunakan oleh pengarang adalah dari Kutub al Tis’ah maupun kitab-kitab di luar Kutub al Tis’ah. Penulisan kitab ini diselesaikan Syekh Nawawi pada Kamis, 21 Safar 1311 H 1893 M.Pendidikan Akhlak dalam Kitab Nashoihul IbadIllustrasi Kitab Nashoihul ibad. Foto UnsplashMengutip dari buku Terjemahan Nashaihul Ibad oleh An Nawawi, dalam kitab ini mengandung banyak nilai-nilai pendidikan akhlak yang bisa ditanamkan dan diterapkan pada kehidupan ini beberapa pendidikan akhlak yang dapat kita pelajari dari kitab Nashoihul IbadSyekh Imam Nawawi menjelaskan umat Muslim harus memandang orang lain kelebih baik daripada diri sendiri dan memandang diri sendiri lebih jelek dari orang lain dalam hal iman, ilmu, dan amal. Dalam kitab Nashoihul Ibad dituliskan sebagai berikutَع ْن َعلِ ٍّي َر ِض َياللهُ َعْنهُ ُك ْن ِعْنَداللهِ َخْي َرالنَّا ِس َو ُك ْن ِعْنَدالنَّْف ِس َش َرالنَّا ِس َو ُك ْن ِعْنَدالنَّا ِسَرُجالَِمَنالنَّا ِسArtinya “Sayidina Ali ra. Berkata, “Jadilah manusia yang paling baik disisi Allah dan jadilah manusia paling jelek dalam pandangan diri-mu, serta jadilah manusia biasa dihadapan orang lain.”Sabar yang dimaksud dalam kitab ini terdapat empat macam, yaitu sabar dalam menghadapi musibah, kesulitan, melaksanakan ketaatan, dan menjauhi maksiat. Dituliskan dalam kitab Nasoihul Ibad sebagai berikutَمْن َلااَ َدبلَهُلاَ ِعْلَملَهُ َو َمْنلاَ َصْبَرلَهُلاَ ِدْيَنلَهُ َوَمْنلاََوَر “Orang yang tidak memiliki sopan-santun berarti dia tidak berilmu. Orang yang tidak sabar, berarti dia tidak menghayati agamanya. Dan orang yang tidak memiliki sifat wara’, berarti tidak memiliki derajat .”Syekh Imam Nawawi menjelaskan dalam kitab Nashoihul Ibad bahwa orang yang adil itu orang yang baik. Apalagi jika adil sebagai seorang pemimpin di pemerintahan. Dalam kitab dikatakan yang artinya “Adil pada setiap orang adalah baik, tapi adil pada pemerintah pemimpin itu lebih baik.”
khutbah jumat dari kitab nashoihul ibad